Deskripsi
TETESAN DARAH SYUHADA UHUD
Derap langkah kaki itu menyebabkan debu-debu di sekitarnya beterbangan. Injakan kaki-kaki kuda menggoyangkan rerumputan yang berada di kakinya.
Namun, dia tetap saja membisu, seolah tak peduli dengannya.
Gemrincing pedang, ayunan tombah dan lesatan panah tak membuatnya bergeming, apalagi beranjak dari tempatnya. Pekikan takbir dan jeritan manusia tetap saja tak mampu mengusiknya.
Memang, dia masih saja diam. Diam seribu bahasa.
Panji yang berkibar-kibar itu, panji keimanan melawan panji kesyirikan, tidak lantas menolehkan pandangannya. Darah-darah yang tertumpah. Ruah. Keringat yang mengucur. Deras dan mengguyur. Tidak juga menjadikannya miris kala menyaksikannya.
Ya, dia tak mengeluarkan sepatah kata. Sehuruf pun tak terucap darinya.
Dialah Uhud. Gunung yang dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adalah saksi atas dua kekuatan yang beradu laga. Saling memamerkan kedua taringnya. Untuk membuktikan siapa yang berada di atas kebenaran yang nyata.
Benar, sekitar empat belas abad silam. Kisahnya selalu dikenang. Tak pernah lekang apalagi usang. Tragedi berdarah Uhud.
Bagaimana detail kisahnya, siapakah pahlawan kita, siapa yang gugur menghadap-Nya, lantas siapakah pemenangnya? Temukan jawabannya pada buku yang ada di hadapan Anda ini. Ambil hikmahnya. Dan selamat membaca!
Review
Belum ada ulasan.