Deskripsi
BUKU ISTRI ISTRI PARA NABI
Sejak dahulu kala, wanita mempunyai peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi dilupakan, terutama jika ada pihak yang mengasuhnya dan membawanya kepada kebenaran dengan pendidikan dan pembinaan yang baik. Dari hasil pembinaan tersebut, keluarlah wanita yang mampu memberi buah yang teramat ranum dan pohon-pohonnya menaungi alam semesta dengan kedamaian dan kebaikan.Inilah Hajar. Ia wanita teladan dalam akhlaknya yang baik dan perilakunya yang indah. Ia mendidik anaknya, Nabi Ismail dan mengasuhnya sejak kecil sampai dewasa, hingga akhirnya Nabi Ismail menjadi orang yang mampu mendaki di tangga kehidupan. Siapa saja yang membuka lembaran hidup Nabi Ismail Alaihis-Salam , ia pasti mendapati kehidupannya sarat dengan aroma wangi dan parfum harum. Kehidupan Nabi Ismail Alaihis-Salam menegaskan bahwa beliau adalah orang laki-laki dengan segala makna laki-laki itu sendiri. Beliau sabar terhadap segala musibah dan cobaan yang datang kepada beliau, ridha dengan qadha’ dan takdir Allah. Beliau tanaman baik milik dari ibu yang juga baik.Ada dua figur yang sangat jelas dalam buku ini. Pertama , figur yang baik. Kedua , figur yang buruk. Tetapi kebaikan itu lebih mendominasi, kebenaran itu lebih jelas, dan hasil akhir tetap menjadi milik orang-orang yang bertakwa. Profil pertama adalah yang paling mendominasi dan lebih banyak beredar di kancah kehidupan. Mereka adalah profil istri-istri para nabi yang shalihah. Adapun profil lainnya lebih sedikit yang tidak lain adalah wanita celaka dan kafir.Tidak diragukan lagi bahwa kiat mempengaruhi manusia yang paling efektif ialah keteladanan yang baik, karena personifikasi (penjelmaan) amal perbuatan seseorang adalah realisasi yang paling agung dan lebih utama daripada sekedar nasihat, atau bimbingan sekalipun.Kepada orang-orang yang mencari kebahagiaan hakiki dan orang-orang yang mendambakan kedamaian dan ketentraman, buku ini mempersembahkan biografi istri-istri para nabi dalam bentuk cerita, agar mereka tahu bahwa kebahagiaan itu ada pada iman dan bahwa mata air kesenangan itu memancar dari hati manusia itu sendiri ketika mereka kembali kepada fitrahnya, menjawab seruan tinggi, dan tujuan terakhir menjadi jelas baginya, kemudian ia menyelamatkan diri dari kubangan kebingungan dan kekalutan, sebab ia telah damai dengan Allah dan berinteraksi dengan para nabi. Ya, tiba-tiba ia lahir kembali dengan keyakinan dan menjadi orang Mukmin yang ridha kepada dirinya sendiri dan Allah.
ISTRI PARA NABI