Deskripsi
Buku ini merupakan terjemah dari 2 (dua) kitab. Pada bagian pertama, yang berisi motivasi menuntut ilmu adalah terjemah dari kitab Al-Musyawwiq Ila al-Qiroati wa Thalabi al-Ilmi. Sedangkan pada bagian kedua yang berisi panduan menuntut ilmu merupakan terjemah dari kitab Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’alim.
Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan, “Kegemaran dan keasyikan penikmat ilmu itu lebih besar dari kecintaan apa saja. Dan banyak dari mereka yang perhatiannya kepada ilmu tidak teralihkan oleh paras wanita yang paling cantik sekalipun.”
Para ulama dahulu saling berlomba untuk memiliki beragam kitab, dan saling adu cepat untuk mendapatkan dan menyalinnya, kemudian dengan tekun membaca dan membacakannya (sebagaimana yang akan anda lihat di dalam risalah ini), di masa itulah gerakan penyusunan dan penyalinan kitab, bahkan segala bentuk pelayanan terhadap buku menjadi giat.
Perhatikanlah kisah Ibn at-Tabban, bagaimana gigih dan sabarnya dalam membaca dan menuntut ilmu. Al-Qadhi Iyadh berkata, “Ia banyak membaca buku. Pernah dikabarkan bahwa ia membaca kitab al-Mudawwanah seribu kali.”
Pada biografi Abbas bin al-Walid al-Farisi (w. 218 H), Abul Arab at-Tamimi menuturkan bahwa di akhir sebagian buku-buku Abbas bin al-Walid ditemukan keterangan, “Aku telah mempelajarinya seribu kali.”
Lantas bagaimanakah karakter, sifat serta etika yang menghiasi para ulama dan para penuntut ilmu di zaman dahulu, hingga mereka berada dalam puncaknya semangat belajar dan membaca? Silakan para pembaca menelaahnya dalam buku ini.
Review
Belum ada ulasan.