Deskripsi
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Surga hati, apa maksudnya?
Ayat di atas memberikan jawaban pertanyaan tersebut, bahwa maksud ‘surga hati’ adalah perasaan bahagia, tenang, nikmat dan damai ketika seorang yang beriman beribadah dan berdzikir kepada Allah Ta’ala.
Salah seorang ulama salaf berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya, “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini ?”. Ulama ini menjawab, “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga pemah berkata, “Sesungguhnya di dunia ini ada jannah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga di akhirat nanti”.
Lantas, apa hubungannya ‘surga hati’ ini dengan ibadah lisan?
Lagi-lagi ayat di atas memberikan jawaban bahwa dalam ibadah lisan, yaitu membaca al-Quran, berdzikir dan berdo’a kepada Allah Ta’ala, keutamaan besar ini dapat kita raih, dengan taufik-Nya, bahkan sangat dimudahkan insyaallah.
Coba perhatikan gambaran keutamaan yang dimudahkan ini, setidaknya diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ada dua kalimat (dzikir) yang ringan diucapkan di lidah, (tapi) berat (besar pahalanya) pada timbangan amal (kebaikan) dan sangat dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Luas Rahmat-Nya), (yaitu) Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhiim (maha suci Allah dengan memuji-Nya, dan Maha Suci Allah yang Maha Agung)” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Bagaimana cara meraih semua itu? Temukan jawabannya dalam buku ini, insyaallah. Selamat membaca dan merenungkan!
Review
Belum ada ulasan.