Deskripsi
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Ma’idah: 3)
“…dikit-dikit bid’ah…. dikit-dikit bid’ah…”
“…apa-apa bid’ah… apa-apa bid’ah…”
Terkadang kita mendengar kalimat tersebut ataupun yang semisalnya dilontarkan kepada kita ataupun kepada dai dan aktivis dakwah yang menyeru kepada sunnah. Tidak jarang yang melontarkan adalah tokoh agama atau tokoh masyarakat yang disegani di lingkungan kita. Kata “bid’ah” diidentikkan kepada orang yang seram, menakutkan dan dianggap memecah belah umat. Namun bagaimana hakikat sebenarnya?
Para pelaku bid’ah dan pembelanya melontarkan berbagai pembelaan untuk membela bid’ah. Di antaranya adalah dengan mengatakan Umar bin Khaththab pun dikatakan melakukan bid’ah, yaitu dengan melakukan shalat tarawih berjamaah. Dikatakan pula bahwa Para sahabat pernah melakukan bid’ah dengan mengumpulkan Al Qur’an, yang penting kan niatnya!, ini kan sudah tradisi di tempat kami, baca Qur’an kok dilarang?!
Kalau semua yang baru itu disebut bid’ah, berarti mobil, pesawat, telepon, HP itu bid’ah juga dong? Pake unta saja sana…
Kalimat-kalimat tersebut hanyalah sebagian dari berbagai pembelaan terhadap bid’ah yang dilakukan sebagian kaum muslimin. Namun, sebenarnya apakah hakikat bid’ah itu, apakah ada dalil yang melarangnya, apa saja pembelaan pelaku bid’ah dan bagaimana meluruskannya, apakah dampak buruk bid’ah bagi agama Islam? Temukan jawabannya dalam buku ini, sebuah buku ringkas yang membahas seputar bid’ah dengan pembahasan yang mudah dan sederhana sehingga memudahkan kita untuk memahaminya.
Semoga bermanfaat