Deskripsi
Cita-cita tertinggi seorang manusia ialah agar dirinya dicintai Allah dan menjadi orang yang bertakwa. Itu semua dapat diperoleh dengan menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia. Di antara tanda-tanda seseorang dicintai Allah, yaitu jika dirinya dicintai oleh orang-orang shalih, diterima di hati mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya, jika Allah mencintai seorang hamba, ia memanggil Jibril dan berkata, ‘Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan, maka cintailah dia.’ Lalu Jibril mencintainya dan menyeru kepada penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia.’ Maka mereka (penduduk langit) mencintainya. Kemudian ia menjadi orang yang diterima di muka bumi.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus untuk menyempurnakan akhlak. Beliau adalah seorang manusia yang berakhlak mulia. Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Kita diperintahkan untuk mengikuti beliau, taat, dan menjadikannya sebagai teladan dalam hidup. Allah Ta’ala telah menyatakan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik bagi kalian.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Dengan mempraktekkan adab yang baik dalam bergaul, maka kita akan dapat memperoleh manfaat, yaitu berupa ukhuwah yang kuat di antara umat Islam. Ukhuwah yang dilandasi iman dan keikhlasan kepada Allah. Disebabkan tidak dipraktekkannya adab bergaul yang baik di antara sesama manusia sehingga banyak terjadi kerenggangan, bahkan permusuhan. Bahkan, dakwah yang hak dijauhi oleh manusia, jika tidak dibarengi dengan akhlak yang baik. Oleh karena itu, adab bergaul sangat perlu dipelajari dan diamalkan.
Kita harus mengetahui bagaimana adab terhadap orang tua kita, adab terhadap saudara kita, adab terhadap istri, adab seorang istri terhadap suaminya, adab terhadap teman sekerja, adab terhadap atasan, dan adab terhadap bawahan. Jika kita seorang da’i atau guru, maka kita harus mengetahui bagaimana adab dan bermuamalah dengan da’i atau guru lainnya, dan dengan orang yang didakwahi. Begitu pula seorang murid harus mengetahui adab terhadap gurunya. Demikianlah apa pun jabatannya dan kedudukannya, seseorang harus mengetahui etika atau adab-adab dalam bergaul.
Review
Belum ada ulasan.